Sejarah

Sejarah Masjid Agung Banten

Sejarah Masjid Agung Banten –  dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570). Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Djati dan juga Sultan Pertama Kesultanan Demak. Bangunan masjid sendiri dibangun pada tahun 1569 dan memiliki arsitektur dari berbagai budaya yaitu Jawa, China, Hindu dan Eropa. Arsitek masjid ini adalah seorang arsitek asal Tiongkok bernama Tjek Ban Tjut yang diberi gelar Pangeran Adiguna.

Keunikan arsitektur dari negeri Tirai Bambu tersebut terlihat dari atap bangunan induknya yang berlantai lima layaknya pagoda. Begitu juga dengan bangunan Tiyamah yang merupakan bangunan tambahan di Kompleks Masjidil Haram.

Selain fungsi utamanya sebagai tempat peribadahan, pengunjung juga bisa menyusuri masa kejayaan Kesultanan Banten di masa lalu melalui berbagai peninggalan kesultanan Islam di Banten. Selain itu, terdapat pula kompleks pemakaman Sultan Banten di serambi kanan dan kiri masjid.

Di serambi kiri dan kanan masjid terdapat kompleks pemakaman para sultan Banten, salah satunya adalah Sultan Maulana Hasanudin dan permaisuri, serta Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Di sisi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Aliyuddin dan beberapa keturunannya.

Pada masa Sultan Maulana Muhammad, Masjid Agung Banten direnovasi dengan membuat dinding yang dilapisi porselen dan atap masjid diganti dengan kayu cendana terbaik. Bagi wanita muslimah, Sultan juga menyediakan ruangan khusus di dalam Masjidil Haram untuk beribadah yang disebut Pawestren. Bagi wisatawan muslim, selain menawarkan situs sejarah, Masjid Agung Banten bisa menjadi tempat wisata religi. Tiang pada masjid nomor 24 yang menunjukkan jumlah jam dalam 1 hari kehidupan. Tiang ini masih asli dari bahan kayu sejak bangunan masjid didirikan

Baca Juga  Custom Plakat Kristal untuk Souvenir Perusahaan yang Unik

Pintu masuk masjid terlihat lebih kecil ukurannya dari kebanyakan pintu. Secara umum memiliki filosofi yang menarik bahwa setiap jamaah yang ingin beribadah di rumah Allah, harus tunduk, menghormati orang lain, rendah hati dan kecil di mata Allah. Ada enam pintu masuk masjid di bagian depan yang menggambarkan Rukun Iman.

Itulah Sejarah Masjid Agung Banten yang cocok untuk destinasi wisata religi, selain itu kita juga perlu memerhatikan umat-umat muslim yang tinggal didesa dan pelosok negeri yang sulit untuk mengakses masjid bahkan tidak tersedianya masjid-masjid dilingkungan mereka. Salah satu cara menolong mereka ialah dengan bergotong royong menyumbangkan rezeki kita untuk membangun masjid pedesaan melalui https://masjidpedesaan.or.id yang membantu mengumpulkan dana dari berbagai kalangan untuk membangun masjid-masjid dan membantu ibadah warga muslim disana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top